BATAM (HK) – Di tengah besarnya potensi pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor ini harus jadi perhatian serius oleh pemerintah.
Sekretaris Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin, menyoroti masih minimnya tenaga kerja pariwisata yang memiliki sertifikasi kompetensi di tanah melayu ini.
“Kepri ini dikenal sebagai daerah pariwisata, tetapi SDM-nya yang kompeten masih sangat minim. Ini sangat disayangkan,” ujar Wahyu saat melakukan pertemuan dan bincang-bincang dengan sejumlah pelaku industri pariwisata dan media, Jumat (31/10/2025) di Batam.
Menurutnya, keberhasilan sektor pariwisata tidak hanya ditentukan oleh keindahan destinasi seperti Batam, Bintan, dan Natuna, tetapi juga harus ditopang oleh SDM yang profesional dan tersertifikasi.
“Selama ini SDM pariwisata sering dianggap tidak penting, padahal sebenarnya SDM justru menjadi kunci utama keberhasilan industri ini,” kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Wahyu meminta pemerintah daerah untuk lebih serius menyiapkan sarana, prasarana, dan program pelatihan berkelanjutan bagi pelaku pariwisata. Ia juga menilai pentingnya mendorong sertifikasi berbasis standar nasional dan internasional dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Pemerintah perlu mengembalikan sebagian pendapatan dari pajak hotel dan restoran untuk peningkatan kualitas SDM pariwisata, termasuk pembiayaan sertifikasi. Pendapatan dari sektor ini, terutama di Batam, bisa mencapai ratusan miliar rupiah setiap tahun,” jelas Wahyu.
Wahyu khawatir tanpa peningkatan kualitas layanan, wisatawan hanya akan datang sekali karena penasaran, tanpa keinginan untuk kembali.
“Kalau pelayanan tidak baik karena SDM-nya tidak tersertifikasi, wisatawan bisa kecewa dan enggan berkunjung lagi,” ujar Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kepri itu.
Selain mendorong peningkatan sertifikasi, Wahyu menilai langkah ini juga dapat membantu menekan angka pengangguran di Kepri, yang saat ini masih tertinggi di wilayah Sumatera.
“Dengan SDM yang kompeten, peluang kerja di sektor pariwisata bisa semakin terbuka luas, apalagi Kepri berdekatan langsung dengan Malaysia dan Singapura,” tambahnya.
Dia juga mendorong Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Pariwisata Provinsi Kepri agar berkolaborasi dengan pemerintah pusat dalam menyiapkan anggaran dan program sertifikasi tenaga kerja pariwisata.
“Pemerintah sudah gencar mempromosikan pariwisata Kepri, tapi belum maksimal dalam menyiapkan SDM-nya. Padahal potensi pariwisata kita sangat besar jika dikelola dengan baik dan didukung SDM yang berkualitas,” imbuhnya.
Sementara itu, Surya Wijaya mewakili Industri pariwisata mengatakan, pertemuan pelaku industri pariwisata bersama Wahyu Wahyudin itu dapat di katakan sebagai pertemuan pentahelix terdiri dari (Akademisi, Bisnis, Government, Community & Media).
Surya mewakili pelaku industri pariwisata dalam bincang-bincang itu berharap pertemuan seperti itu sebaiknya sering dilaksanakan untuk menjalin dan berkoordinasi tentang industri pariwisata.
“Kami berharap kepada perwakilan kita di legislatif khususnya di Komisi II DPRD Kepri, terkait pelatihan dan sertifikasi ini agar dapat menjadi atensi dan perhatian,” kata Surya.
Disebutkan Surya, pariwisata Kepri saat ini perlu peningkatan di bidang SDM yang masih sangat kurang, minimnya pelatihan dan sertifikasi untuk skema pariwisata yang seharusnya Kepri dapat lebih diperhatikan.
Kemudian lanjutnya, promosi pariwisata dan event pariwisata harus sejalan. Dan harapannya event-event pariwisata harus lebih disaring dan di evaluasi apakah bener terdampak pada tingkat hunian hotel dan pertumbuhan ekonomi.
“Promosi pariwisata sebaiknya dilakukan luar bukan di dalam negeri, terutama pasar Malaysia yang saat ini sacara statistik terus meningkat. Dan uniknya mereka yang datang itu mendapatkan informasi dari media sosial, saatnya kita jemput bola. Sehingga event dan promosi pariwisata bisa sejalan,” pungkasnya. (dam)