BUKITTINGGI (HK) — Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag., M.Si., menegaskan pentingnya menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadis sebagai dasar dalam memperkuat harmoni sosial dan kesadaran lingkungan di tengah masyarakat modern.
Pernyataan ini disampaikan menanggapi pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadis (STQH) Nasional XXVIII yang digelar di Sulawesi Tenggara pada 9–18 Oktober 2025 dengan tema “Syiar Al-Qur’an dan Hadis: Merawat Kerukunan dan Lingkungan.”
Menurut Prof. Silfia, STQH bukan hanya kegiatan seremonial keagamaan, melainkan wahana penting untuk meneguhkan peran Al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan yang relevan dengan tantangan sosial dan ekologis masa kini.
“Pesan Al-Qur’an tidak berhenti pada aspek tilawah, tetapi mendorong umat Islam untuk berperan aktif menjaga keadilan sosial dan keseimbangan alam. Tema STQH tahun ini mencerminkan kesadaran itu,” kata Prof. Silfia di Bukittinggi, Kamis (9/10/2025).
Prof. Silfia juga menilai penyelenggaraan STQH sebagai momentum kebangsaan yang mempertemukan dimensi spiritual, kultural, dan ekologis dalam satu kesatuan nilai Qur’ani.
Dia menekankan bahwa pesan hablun minallah, hablun minannas, dan hablun minal ‘alam merupakan tiga pilar yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Sebagai institusi pendidikan keagamaan, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi terus memperkuat riset dan pembelajaran Al-Qur’an berbasis konteks sosial.
Berbagai kegiatan seperti tahfiz, tafsir, kajian tematik Al-Qur’an, serta riset lingkungan berbasis nilai-nilai Islam menjadi bagian dari komitmen kampus dalam mengintegrasikan ilmu, iman, dan kemanusiaan.
“Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menerjemahkan nilai-nilai Al-Qur’an ke dalam kebijakan dan praktik sosial yang nyata. Melalui riset, pendidikan, dan pengabdian masyarakat, pesan keislaman dapat berkontribusi langsung bagi kesejahteraan umat dan kelestarian alam,” ujar Prof. Silfia.
Dia menambahkan, sinergi antara Kementerian Agama, perguruan tinggi, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan syiar Al-Qur’an di masa mendatang.
STQH, lanjutnya, dapat menjadi sarana pembinaan generasi muda agar memahami Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi untuk membangun masyarakat yang damai, adil, dan peduli terhadap lingkungan.
“Pelaksanaan STQH Nasional XXVIII di Sulawesi Tenggara diharapkan menjadi simbol kebangkitan nilai-nilai Qur’ani di era modern. Melalui semangat moderasi beragama dan tanggung jawab ekologis, kegiatan ini mencerminkan peran Islam sebagai kekuatan moral dalam mewujudkan peradaban berkelanjutan di Indonesia,” imbuhnya. (r/dam)