Tagih Janji Kampanye Nizar Hidupkan Produksi AMDK Gunung Daik, Wahiduzaman Sebut Bupati Hanya Retorika Pencitraan Bawa PT Thianshan ke Lingga

LINGGA (HK)- Tokoh Muda masyarakat Singkep, Wahiduzaman tagih janji kampanye Bupati Lingga, Muhammad Nizar untuk menghidupkan kembali Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Gunung Daik yang dijanjikan saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024. Belum terealisasinya janji tersebutmembuatnya pesimis akan investasi ratusan trilyun PT Thianshan akan masuk ke Lingga.

Pria yang akrab disapa Wahid ini tuding Bupati Lingga, Muhammad Nizar hanya bertorika untuk pencitraan. Hal ini disampaikannya berdasarkan lokasi smelter yang akan diberikan kepada PT Thianshan adalah daerah latihan militer Angkatan Laut (AL) yang tidak akan mudah untuk direlokasi dalam waktu dekat.

“Kita tidak usah berbicara investasi trilyunan rupiah PT Thianshan dulu. Mana investor 150 milyar yang katanya tinggal menunggu adminitrasi. Jejak digital pernyataan Bupati Lingga akan menghidupkankan AMDK Gunung Daik masih dapat dilihat masarakat di beberapa media online. Dalam sebuah kampanye Bupati Lingga dengan yakin mengemukakan akan ada investor berinvestasi Rp 31 Milyar untuk mengelola AMDK dari Rp 150 Milyar investasi yang katanya hanya hanya menunggu administrasi. Namun kenyataannya hanya pencitraan,” kata Wahiduzaman dengan nada kecewa, Jumat (12/9/2025).

Menurutnya, untuk menghidupkan kembali produksi AMDK Gunung Daik sebenarnya bukan hal yang sulit bagi pemerintah daerah. Meski belum maksimal, namun sarana dan prasarana produksi sudah dimiliki BUMD Lingga. Untuk kembali mengoperasikannya, hanya membutuhkan peningkatan fasilitas pendukung agar produksi AMDK dapat dimaksimalkan.

“Untuk menghidupkan kembali pabrik yang sudah ada saja Pemkab Lingga belum mampu. Ini sudah sesumbar akan mendatangkan PT Thianshan senilai ratusan trilyun. Bupati Lingga dalam setiap kesempatan selalu memberikan harapan kalau PT Thianshan hanya tinggal menunggu restu dari Kementerian Pertahanan,” bebernya.

Namun Bupati Lingga tidak pernah memaparkan kepada masyarakat upaya apa yang telah dilakukan Pemkab Lingga dan PT Thianshan untuk mendapatkan restu dari Kementerian Pertahanan. Sebagai diketahui untuk memindahkan lokasi latihan militer bukannya persoalan yang mudah. Apalagi dilokasi yang saat ini sudah berdiri fasilitas pendukung latihan militer dilokasi yang akan dijadikan tempat smelter PT Thianshan.

“Kalau yang hanya tinggal menunggu adminitrasi tidak dapat direalisasikan. Apalagi investasi Ratusan trilyun PT Thianshan,” sebutnya.

Ia berharap Pemkab Lingga dapat segera mencari solusi untuk kembali menghidupkan AMDK Gunung Daik. Bila dikelola dengan profesional, produksi AMDK ini bisa dijadikan andalan untuk meningkatkan PAD. “Meski tidak maksimal namun saat AMDK berproduksi telah menjadi produk yang ditunggu masyarakat tidak hanya di Lingga namun sampai ke Batam dan kota lainnya di Kepri. Sangat disayangkan potensi ini tidak manfaatkan Pemkab Lingga,” pungkasnya.

Untuk diketahui AMDK Cap Gunung Daik merupakan produk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Lingga, PT Pembangunan Selingsing Mandiri (PSM) Tahun 2022. AMDK saat itu menjadi produsi kebanggan kabupaten Lingga karena dielu-elukan karena kemurnian airnya yang didatangkan langsung Ari gunung Daik.

Sayangnya AMDK Gunung Daik harus berhenti beroperasi karena kekurangan modal produksi pada Tahun 2023 dan tidak lagi mendapatkan peryertaan modal sebesar Rp 1 milyar dari diminta manegeman dari Pemkab Lingga. (tir)