NATUNA (HK) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna bergerak lincah membantu warga yang sedang dilanda kekurangan air bersih.
Mereka bergerak keliling mendiatribusikan air bersih kepada warga menggunakan bak air dengan kapasitas seribu liter lebih yang diangkut menggunakan kendaraan dinas BPBD.
“Kami mengantar air sudah ke beberapa tempat. Banyak warga yang minta bantu,” kata Ijal seroang petugas BPBD di Ranai, Jumat (1/8/2025).
BPBD mendistribusikan air dari sebuah sumber air berupa sumur yang sudah dibuat dan dikelola sendiri oleh BPBD sejak beberapa tahun lalu.
Sumur itu ditujukan untuk menanggulangi bencana kekeringan yang hampir setiap tahun dapat diperkirakan bakal melanda wilayah-wilayah di Kabupaten Natuna, terutama sekali wilayah ibu kota.
“Tahun-tahun sebelumnya kita pakai sumur itu untuk mengurangi beban PDAM dan membantu keperluan air warga,” imbubnya.
Diketahui bahwa, sejak beberapa waktu belakangan ini Natuna sudah memasuki musim kemarau. Kondisi ini berdampak pada ketersediaan air bersih yang sulit diakses oleh masyarakat.
Dan dengan ini PDAM Tirtanusa Natuna melakukan rekayasa pendistribusian air kepada pelanggan dengan mengeluarkan jadwal pemadaman bergilir.
“Tapi sebagaimanapun kita melakukan pemadaman bergilir tetap saja tidak cukup karena kondisi debit air kita yang merosot tajam,” kata Direktur PDAM Tirtanusa Natuna, Zahardin di tempat terpisah.
Ia menggambarkan, secara umum air di Kabupaten Natuna berupa air permukaan yang bersumber dari air curah.
Ini artinya apabila hujan tidak turun dalam waktu yang lama, maka debit air akan terus berkurang hingga ke titik yang terendah.
Dikatakanya, ketersediaan air yang ada saat ini turun hingga sekitar 57 persen. Sehingga air yang dapat dikelola oleh PDAM tersisa kurang lebih hanya 40 persen dari total debit yang biasanya tersedia.
Semua reservior yang dikelola PDAM Tirtanusa Natuna mengalam penuruan jumlah air yang sangat tajam. Termasuk di wilayah Kecamatan Bunguran Timur Laut yang ketersediaan airnya biasa melimpah, sekarang berkurang jauh.
“Ini karena hujan sudah lumayan lama tidak turun, jadi air jauh berkurang ,” terang Zahardin.
Dengan demikian ia berharap maklum kepada semua pihak karena kondisi ini terjadi bukan karena kesalahan menejmen ataupun teknis serta fasilitas dan sarana prasarana dari PDAM Tritanusa Natuna itu sendiri.
“Ini murni faktor kondisi alam sehingga kita mengalami kepayahan seperti ini,” ungkapnya.
Selain itu ia juga berharap maklum kepada masyarakat karena PDAM Tirtanusa Natuna belum dapat menerapkan distribusi air bersih secara gratis.
“Itu mungkin baru kami bisa laksanakan kalau ada nanti peningkatan status kondisi ini ke status darurat kekerangan oleh pemerintah seperti yang dilakukan tahun sebelumnya. Tapi mudah-mudahan segera ada turun hujan supaya kondisi ini tidak kelamaan,” pungkasnya. (fat)